Sejarah Berdirinya Desa
Pada jaman dahulu Desa Sidomoro berupa hutan. Suatu ketika datang seorang yang kami belum tau secara pasti mengetaui namanya, beliau datang ke suatu daerah yang saat ini kita kenal dengan Desa Sidomoro, identitas beliau ini hingga kini masih misteri masih kita cari informasi yang sesungguhnya hanya menurut sebuah sumber beliau mempunyai kesukaan pada waktu mudanya suka merantau dan mengembara maupun bertapa serta berguru untuk mendapatkan ilmu dan kesaktian.
Suatu hari beliau menjelajahi daerah sekitar dan ingin menjadikan daerah ini menjadi tempat tinggalnya dan untuk membuka lahan dengan cara membakar hutan maka dibakarlah hutan tersebut sehingga api membakar seluruh kawasan dan begitu hebatnya api membakar hutan sehingg meluas keseluruh hutan, sampai dengan api padam terlihatlah seperti pulau dala peta yang ini sampai sekarang menjadi batas Desa.
Sepadamnya Api masih meninggalkan Tiga buah pohon yang sangat besar ketika masa itu pohon tersebut bernama Pohon Kramat disitu tedapat tetesan darah, yang konon beliau para Pejuang yang gugur untuk membela bangsa indonesia, setelah beberapa lama muncullah banyak pendatang yang bermukim di daerah ini diantarnya tokoh Agama masa lampau yang bernama mbah Sidogati Amuk dan Mbah Kedaleman disinilah peradaban mulai muncul dan sampai dengan sekarang ada Masjid yang bernama Baetul Muhtadin yang dikatakan sebagian masyarakat dinamakan Masjid Tiban.
Pada waktu Itu Desa Sidomoro masih bernama Banjareja dan Arjo Sugih. Pada waktu itu daerah Banjareja dan Arjo Sugih masih ditanami perkebunan rakyat yang dikuasai oleh kolonial belanda Banjareja dan Arjo Sugih masih dipimpin oleh Demang. Setelah masa kemerdekaan Banjareja dan Arjo Sugih disatukan dan diberi nama Desa Sidomoro yang artinya Sido “ Sido “ Moro yang artinya “ Teko “ diartikan menjadi Sido Teko “ Dan pertama kali ada pilihan Lurah dengan cara memakai lidi. Yang banyak mendapat lidi itu yang menjadi Lurahnya.Lurah periode pertama yang sampai saat dikenal oleh masyarakat Lurah Niti Dan Lurah Kudu. Lurah Niti alias Mbah Nitiwijaya dan Lurah Kudu alias Mbah Kromodimejo.Lurah Nitiwijaya mengedepankan saudara/sedulur dan Lurah Kromodimejo mengedepankan kudu/harus. Setelah mbah Niti Dan Mbah Kudu Sidomoro sudah ada Lurah 8 pemilihan yaitu Bapak Sudarsono, Bapak Sukarman Nur, Bapak Tarkhim Majid, Bapak Sunarto, Bapak Anas Nurwachid dan Terakhir Bapak Mokhamad Supriyono. (Nysn_sekdes)